Bab III Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti SMP/MTS kelas IX



A. Renungkanlah

   Sebelum lahir ke dunia, kita berada di perut ibu kurang lebih sembilan bulan lamanya. Saat seorang ibu sedang hamil, badannya lemah bertambah lemah dan terasa makin susah. Terlebih saat melahirkan, sungguh nyawa menjadi taruhannya. Setelah anaknya lahir, tugas seorang ibu selanjutnya adalah merawat dan membesarkan anak-anaknya. Ketika anaknya lapar, ibu segera menyuapi dengan penuh kelembutan. Saat anaknya sakit, seorang ibu akan segera memeriksakan anaknya ke dokter atau bidan supaya segera sembuh.

   Seorang ayah bekerja keras demi menghidupi keluarganya. Badannya yang letih dan kepanasan tak membuat seorang ayah menyerah untuk bekerja. Keinginan dan motivasi yang kuat untuk membahagiakan keluarga membuat semangatnya makin membara. Inilah gambaran nyata betapa besarnya kasih sayang kedua orang tua kepada anak-anaknya. Kedua orang tua sangat menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat, kuat, cerdas, salih/salihah, dan menjadi anak yang berbakti.

   Kedua orang tua telah berjasa besar dalam kehidupan kita. Keduanya memberikan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih. Setiap hari, kedua orang tua berdoa kepada Allah Swt. agar anak-anaknya selalu berada dalam lindungan-Nya. Kasih sayang kedua orang tua kepada anak-anaknya tak ternilai harganya. Seandainya dunia dan seisinya digunakan untuk membalas budi kedua orang tua, tak akan sepadan dengan pengorbanannya. Sudah seharusnya kita menghormati, menyayangi, dan mentaati kedua orang tua. Jika ini kita lakukan, kita akan memperoleh keberkahan hidup. Hidup berkah adalah hidup penuh manfaat, mendapat perlindungan dan kasih sayang Allah Swt.

  Di samping kedua orang tua, orang yang sangat berjasa dalam hidup kita adalah guru. Guru mendidik dengan penuh perhatian, kesabaran, dan ketekunan. Kita dapat membaca, menulis, dan berhitung berkat jasa para guru. Guru telah memberikan ilmu pengetahuan dan menanamkan akhlak mulia sehingga kita menjadi insan cerdas dan berbudi pekerti luhur. Tanpa jasa seorang guru, kita ini akan berada dalam kebodohan. 

   Kedua orang tua dan guru wajib kita hormati, sayangi, dan taati. Nasihat dan petunjuknya kita laksanakan sebaik-baiknya. Mereka telah berjasa mendidik kita menjadi manusia berilmu dan berakhlak mulia. Kita bahagiakanmereka dengan cara rajin belajar dan beribadah. Rasa sayang kita kepadamereka dapat kita wujudkan dengan mendoakannya setiap selesai salat.Kita doakan mereka setiap hari supaya mendapat rahmat dari Allah Swt. Allah Swt. dan Rasul-Nya telah mengajarkan kepada kita untuk menghormati dan menaati kedua orang tua dan guru. Oleh karena itu, mari kita hormati kedua orang tua dan guru agar mendapat keberkahan hidup.

B. Dialog islami

Mella : Assalamu’alaikum, Ustazah. 

Ustazah: Wa’alaikumsalam, Mella.

Mella : Ustazah, saya mau bertanya, boleh?

Ustazah: Silakan, Mella.

Mella : Ustazah, apa yang dimaksud surga di bawah telapak kaki ibu?

Ustazah: Maksudnya, surga atau nerakanya seorang anak bergantung pada ibunya. Peran ibu sangat menentukan bagi kehidupan seorang anak.

Mella : Oh begitu,Ustazah.

Ustazah: Mella, antara ayah dan ibu siapa yang paling kamu hormati?

Mella : Kedua-duanya saya hormati. Betul begitu, Ustazah?

Ustazah: Keduanya kita hormati. Namun, menurut hadis, kedudukan ibu tiga tingkat dibanding ayah. Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: ”ibu,ibu,ibu, kemudian bapak”.

Mella : Ustazah, mengapa kedudukan ibu tiga tingkat dibanding ayah?

Ustazah: Karena ibu telah mengandung, melahirkan, dan mengasuh anak-anaknya. 

Ibad : Terima kasih, Ustazah. Assalamu’alaikum...

Ustazah: Wa’alaikumsalam...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab II Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti, SMP/MTS kelas IX