Bab I Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti, SMP/Mts kelas IX




Bab I

A. Renungkanlah

   Pernahkah kamu melihat orang yang sedang menanam pohon? Orang yang menanam pohon mangga tentu berharap kelak akan memanen buah mangga. Mereka yang menanam padi berharap akan memanen padi, demikian juga yang menanam jagung, sagu, atau sorgum tentu berharap akan memanen jagung, sagu, atau sorgum. Seperti itu pula kehidupan kita di dunia ini. Kita diperintahkan untuk menanam kebaikan sebanyak-banyaknya, agar kelak di akhirat dapat menuai atau memanen pahala atas tanaman kebaikan itu.

   Hal ini sangat sesuai dengan pesan Rasulullah saw. bahwa kehidupan di dunia merupakan ladang untuk menanam. Kalau yang kita tanam adalah kebaikan, kelak di akhirat kita akan memanen kebaikan. Sebaliknya, jika yang kita tanam adalah keburukan, kelak yang akan kita panen adalah keburukan yang telah kita perbuat.

   Marilah kita merenung sejenak, pada hakikatnya hidup di dunia ini hanyalah sebentar dan sementara. Tidak ada orang yang akan hidup selamanya di dunia, bukan? Sayang sekali jika kesempatan yang tidak lama ini tidak kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mencari bekal kehidupan di akhirat kelak. Banyak sekali orang yang menunda-nunda untuk beramal baik dengan alasan masih banyak waktu. Para remaja menghabiskan waktunya untuk berfoya-foya. Para pemuda menggunakan waktunya hanya dengan bersenang-senang. Mereka lupa bahwa kematian dapat datang secara tiba-tiba tanpa pernah diduga sama sekali. Begitu kematian telah datang, habislah kesempatan kita untuk menanam kebaikan. Oleh karena itu, janganlah membuang waktu lagi. Marilah kita perbanyak amal kebaikan dan hentikan kebiasaan buruk untuk menggapai kehidupan akhirat yang lebih baik.

B. Dialog Islami

Farhan : “Masya Allah, Aziz. Aku tadi melihat kecelakaan di jalan ”

Aziz : “O ya... apakah ada korban? Berapa?”

Farhan : “Iya, kelihatannya ada beberapa yang meninggal?”

Aziz : “Inn± lill±hi wainn± ilaihi r±ji’µn.”

Farhan : “Makanya, kamu kalau naik motor jangan ngebut-ngebut, Ziz.Berhati-hati itu jauh lebih baik “.

Aziz : “Iya, kawan. Terima kasih atas nasihatmu.”

Farhan : “Apalagi kamu juga belum punya SIM, kan?”

Aziz : “Iya deh, besok aku naik motornya kalau sudah punya SIM saja.”

Aziz : “Nah, sekarang gantian, aku juga mau menasihati kamu. Jangan marah lho, janji ya?.“

Farhan : “Iya.. iya. Aku janji tidak akan marah. Apa nasihatmu padaku?”

Aziz : “Kamu suka meninggalkan salat, kan? Hati-hati, nanti kamu bisa celaka di akhirat. Rasanya lebih sakit bila dibandingkan kecelakaan di dunia.”

Farhan : “Iya deh, besok aku rajin salat, Insya Allah. Terima kasih, kawan.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab II Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti, SMP/MTS kelas IX